Lokomotiv vs Juventus (1-2): Bukan Laga Terbaik Bianconeri

maurizo sarri

Lokomotiv vs Juventus dimenangkan oleh tim tamu dengan skor tipis 2-1. Pertandingan keempat Grup D Liga Champions 2019/20 dimenangkan raksasa sepak bola Italia itu dan mendekatkan mereka ke babak 16 besar Liga Champions. Juve pulang dengan hasil maksimal melalui gol Aaron Ramsey dan Douglas Costa, setelah Aleksei Miranchuk sempat menyamakan kedudukan.

Lokomotiv vs Juventus memang dimenangkan oleh tim tamu, yang mendapatkan hasil maksimal yang penting. Namun hasil itu tidak membuat performa yang mereka tunjukkan mendapatkan kritik. Juve dianggap tidak dapat menunjukkan kreativitas saat menyerang dan bermain secara monoton. Hal ini berbeda dengan apa yang diinginkan oleh pihak klub dan para pendukungnya ketika Maurizio Sarri datang sebagai pelatih utama baru menggantikan Massimiliano Allegri.

Juara bertahan Serie A dalam delapan musim beruntun itu juga baru dapat memastikan kemenangan pada titik akhir pertandingan. Douglas Costa yang masuk sebagai pengganti untuk Cristiano Ronaldo melewati beberapa pemain lawannya sebelum membobol gawang Guilherme pada menit ketiga waktu tambahan babak kedua.

Performa yang ditunjukkan oleh Juve pada pertandingan ini kembali membuat Sarri mendapatkan sorotan. Mantan manajer Chelsea itu masih belum dapat menunjukkan skema permainan yang membuatnya dikenal dunia saat masih menjadi pelatih utama Napoli. Para pemain Juve terlihat masih berusaha beradaptasi dengan skema permainan yang ingin digunakan oleh pelatih mereka.

Setelah mendapatkan kemenangan tipis yang membuat timnya bertahan di puncak klasemen sementara Grup D, Sarri mengakui bahwa timnya tidak tampil memuaskan. Sarri mengatakan ia dapat merasa puas dengan semangat juang yang ditunjukkan oleh para pemainnya, namun menyoroti kecenderungan mereka membiarkan ruang besar terbuka bagi lawan yang mereka hadapi untuk melakukan serangan balik.

“Pertandingan ini bukan merupaan salah satu performa terbaik kami. Kami terlalu terbuka terhadap serangan balik dan kami sudah paham bahwa mereka dapat menggunakan pendekatan seperti ini. Pada babak pertama kami terlalu mudah kehilangan bola. Pada babak berikutnya, kami tampil agresif namun pergerakan bola terlalu lambat, yang justru meningkatkan risiko serangan balik.”

“Paling tidak saya dapat melihat semangat juang yang dimiliki oleh para pemain. Mereka ingin meraih kemenangan dan menunjukkannya hingga titik akhir, dengan momen magis Douglas Costa yang bekerja sama dengan Gonzalo Higuain. Douglas Costa baru pulih dari cedera panjang, yang membuatnya belum dapat mencapai kualitas terbaiknya. Douglas Costa masih memiliki kesulitan untuk tampil optimal, tetapi pada momen itu kualitas yang dimilikinya menjadi penentu,” ujar Maurizio Sarri dalam konferensi pers yang dikutip dari Football Italia.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.